Langsung ke konten utama

Just Post : Pernikahan Dini


Terkadang sebuah pelangi kan muncul tatkala langit tengah muncul derai air hujan yang membiaskan sinar sang mentari. Terkadang pula muncul dengan melingkar tatkala sang purnama bertahtakan diatas awan.

Namun kali ini pelangi yang ku lihat bukanlah pelangi seperti yang biasanya. Pelangi ini muncul di pandanganku tatkala sudut pandangku mengarah ke salah satu sudut gang sempit dari tempat dimana ku biasa mencari penyegaran diri. Pelangi ini datang saat tak ada tetesan hujan, namun pelangi ini datang membawaku hanyut dalam raut syahdu yang mengiris hati.

Ingin rasanya air mata ini menetes dan jatuh membasahi paha gitar ini. Pelangi yang kini ku lihat adalah pelangi yang dulu memiliki asa dan mimpi yang tinggi. Pelangi yang dulu pernah meneteskan air matanya di depanku. Tak terasa telah sekian lamanya ku tak dengar tentang kabarnya. Tak pernah ku tahu sedikitpun tentang impiannya yang dulu menggelora.

Jika dulu ia bermimpi bahwa esok kelak nanti ia kan menjadi seorang perawat, kini pelangi yang ku pandang benar - benar telah menjadi perawat yang mulia. Banyak orang yang tak tahu apa yang sebenarnya pernah terjadi dengan dirinya yang sebenarnya. Banyak orang yang hanya mampu menjudge tanpa ia mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Hingga sampai saat ini orang hanya saling menduga - duga yang pada faktanya belum pasti kebenarannya. Namun diri ini masih enggan mengungkap yang sebenarnya terjadi di masa lalu. Ku tahu benar apa yang telah terjadi padanya di masa lalunya, dan bahkan orang tuanya sendiri tidak mengetahuinya.

Namun waktu kan berlalu, biarkanlah roda kehidupan kan terus berputar seiring dengan kehidupan kita masing - masing. Semua yang terjadi dalam sebuah hidup adalah rahasia ilahi yang telah tergariskan. Biarlah dulu menjadi masa lalu yang mampu tuk menjadi cermin bagi kehidupan kita dimasa yang akan datang.

Kini pelangiku telah benar - benar menggapai mimpi dan asanya. Ia benar - benar telah menjadi perawat yang sesungguhnya, perawat hebat bagi sang buah hatinya seperti yang ada di pandanganku.



Pct_ilstr by : health.detik.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gadis Bercadar

Matanya yang menatap dengan penuh pesona. Jilbabnya yang terjurai lebar hingga lengannya. Halus lembut bisik suaranya. Semua seakan membuat detakan dada yang mendesir. Ingin rasanya berbicara banyak dengannya, tapi malu rasanya diri ini tuk menyapanya. Namun hingga kini ku tak pernah melihat wajah utuhnya. Wajah indah yang mungkin melekat pada dirinya, ku tak pernah sekalipun menatapnya. Hingga kini ku hanya mampu melihatnya sebatas mata indahnya dan pelipisnya yang hitam merona. Semua itu karena ia adalah gadis bercadar. Bukan bercadarkan jilbabnya, namun bercadarkan balutan masker birunya.

Dari Balik Jeruji Besi

Menelusuri lorong-lorong penuh ketegangan yang menyelimuti. Penuh dengan tatapan tajam dan penuh harap. Wajah garang senantiasa mewarnai setiap sudut. Tegap, kekar, dan seolah diri ini mangsa yang siap untuk diterkam. Inilah hidup dari balik jeruji besi. Kehidupan nyata bagi  seorang narapidana. Menurut kita jeruji besi seolah adalah sebuah tempat untuk menebus setiap kesalahan yang telah diperbuatnya. Namun tatkala orang yang mendekam didalamnya adalah orang yang harus menanggung kesalahan yang telah diperbuat orang lain, apakah ini masih dapat dikatakan jeruji besi. Mungkin apa yang kita presepsikan selama ini tentang penjara tidaklah 100% benar. Melainkan sebenarnya ada sisi lain dari apa yang disebut dengan penjara. Beberapa hari saya bertugas di tempat ini, berjalan di lorong ini, sungguh terasa inilah saatnya saya banyak belajar, sekolah, atau merenungi tentang hidup dari balik tempat ini. Ketakutanku saat awal mendengar kata Lapas, seolah begitu menguji adrenal...

Sorry , Today I Win

Tidak selamanya mereka yang mengatakan pandai, mahir, dan mampu itu memang sama dengan apa yang ia katakan. Namun belum tentu yang ia katakan sesuai fakta. Pelajaran bagi semua dan khususnya untuk driku. Tak perlu sombong dan mengatasnamakan orang yang paling pandai. Namun buktikan dulu kemampuannya. Tak perlu banyak cakap yang terpenting adalah actionnya. Hari ini, ma'af, ku ingin katakan untuk yang ada disana, sorry , today I win