Langsung ke konten utama

Just Post : Asa


Sebuah asa terkadang terlukiskan indah dalam sebuah bayang semu. Namun terkadang pula asa tak terlukiskan seindah dalam balutan keganasan kehidupan nyata. Untuk menuju sebuah puncak demi menggapai asa, kita harus selalu menghadapi rintangan yang mungkin terkadang kita tak yakin mampu menghadapinya.

Terkadang kita harus mengalami sebuah kegagalan yang teramat menyakitkan. Kadang pula kita harus mengalami sesuatu hal yang mungkin membuat kita merasa pesimistis terhadap apa yang akan kita capai.

Kita terkadang terlalu berambisi akan sebuah asa, namun tenpa kita sadari apa yang sebenarnya kita ambisikan itu adalah sesuatu yang kita sendiri belum tahu akan kepastiannya. Kita tak pernah mempertimbangkan apapun dari apa yang akan kita perbuat. Kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Ambisi yang menggebu - nggebu, penuh dengan semangat yang membara serta penuh dengan sejuta harapan dan keyakinan. Itu semua tergambar dalam jiwa - jiwa muda yang notabene belum sepenuhnya mampu mendewasakan diri dalam sebuah asa.

Namun itulah sebuah proses dari apa yang disebut dengan sebuah kehidupan. Semua yang ingin menikmati sebuah proses kehidupan pasti kan mengalami sesuatu apa yang mungkin membosankan ataupun bahkan mungkin menyakitkan. Apa yang kita suka dan senangi, kan hilang atau tidak bisa kita miliki sama sekali. Namun apa yang tak kita inginkan, malahan datang menghampiri kita dengan begitu saja tanpa terduga - duga. Namun semua telah tergariskan untuk diri kita masing - masing.

Yakinlah bahwa apa yang kita rasakan pahit dalam menggapai sebuah asa, itu adalah sebuah proses untuk diri kita dalam melangkah menuju apa yang kita impikan. Semua pasti kan indah pada waktunya.



Pct by ; muslimgirl.com 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gadis Bercadar

Matanya yang menatap dengan penuh pesona. Jilbabnya yang terjurai lebar hingga lengannya. Halus lembut bisik suaranya. Semua seakan membuat detakan dada yang mendesir. Ingin rasanya berbicara banyak dengannya, tapi malu rasanya diri ini tuk menyapanya. Namun hingga kini ku tak pernah melihat wajah utuhnya. Wajah indah yang mungkin melekat pada dirinya, ku tak pernah sekalipun menatapnya. Hingga kini ku hanya mampu melihatnya sebatas mata indahnya dan pelipisnya yang hitam merona. Semua itu karena ia adalah gadis bercadar. Bukan bercadarkan jilbabnya, namun bercadarkan balutan masker birunya.

Dari Balik Jeruji Besi

Menelusuri lorong-lorong penuh ketegangan yang menyelimuti. Penuh dengan tatapan tajam dan penuh harap. Wajah garang senantiasa mewarnai setiap sudut. Tegap, kekar, dan seolah diri ini mangsa yang siap untuk diterkam. Inilah hidup dari balik jeruji besi. Kehidupan nyata bagi  seorang narapidana. Menurut kita jeruji besi seolah adalah sebuah tempat untuk menebus setiap kesalahan yang telah diperbuatnya. Namun tatkala orang yang mendekam didalamnya adalah orang yang harus menanggung kesalahan yang telah diperbuat orang lain, apakah ini masih dapat dikatakan jeruji besi. Mungkin apa yang kita presepsikan selama ini tentang penjara tidaklah 100% benar. Melainkan sebenarnya ada sisi lain dari apa yang disebut dengan penjara. Beberapa hari saya bertugas di tempat ini, berjalan di lorong ini, sungguh terasa inilah saatnya saya banyak belajar, sekolah, atau merenungi tentang hidup dari balik tempat ini. Ketakutanku saat awal mendengar kata Lapas, seolah begitu menguji adrenal...

Sorry , Today I Win

Tidak selamanya mereka yang mengatakan pandai, mahir, dan mampu itu memang sama dengan apa yang ia katakan. Namun belum tentu yang ia katakan sesuai fakta. Pelajaran bagi semua dan khususnya untuk driku. Tak perlu sombong dan mengatasnamakan orang yang paling pandai. Namun buktikan dulu kemampuannya. Tak perlu banyak cakap yang terpenting adalah actionnya. Hari ini, ma'af, ku ingin katakan untuk yang ada disana, sorry , today I win