Langsung ke konten utama

Just Post



Impian menurut banyak orang merupakan hal yang memiliki sifat Kemungkinan. Namun sebenarnya impian itu telah ada di depan mata kita. Tergantung bagaimana kita, mau mengambil mimpi itu atau tidak.

Terkadang kita hanya bermimpi tanpa melakukan sebuah aksi. Mimpi hanya sekedar keinginan saja, bukan sebuah tujuan. Bagaimana mimpi dapat terwujud jika kita hanya berdiam diri saja.

Memang benar jika impian itu kan terwujud lama. Namun jika kita benar - benar menjadikan impian kita sebagai tujuan yang harus tercapai, ya lakukanlah aksi. Aksimu sangat menentukan terwujudnya mimpimu.

Aksimu tak harus sebesar yang kau pikir, mulailah dari hal kecil namun lakukanlah hal kecil itu dengan cinta yang besar, seperti apa kata Mother Teresa.

Jadilah kau pelangi dalam aksimu. Warnai semua dengan karya dan aksimu. Tak kenal waktu tak kenal tempat. Itulah pelangi, karna pelangi selalu bisa memberikan warna kapanpun waktunya.

Saat malam kau bisa lihat pelangi disekeliling bulan yang terang benderang membentuk lingkaran. Dikala siang kau juga sering melihatnya. Saat rintik hujan menetespun kau pernah melihatnya, dan saat cerah pun kau bisa melihatnya.

Pelangi hadir tanpa harus disuruh, namun kehadirannya sangat dinanti. Pelangi hadir tanpa kau perintah, namun kehadirannya mendatangkan pesona yang indah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gadis Bercadar

Matanya yang menatap dengan penuh pesona. Jilbabnya yang terjurai lebar hingga lengannya. Halus lembut bisik suaranya. Semua seakan membuat detakan dada yang mendesir. Ingin rasanya berbicara banyak dengannya, tapi malu rasanya diri ini tuk menyapanya. Namun hingga kini ku tak pernah melihat wajah utuhnya. Wajah indah yang mungkin melekat pada dirinya, ku tak pernah sekalipun menatapnya. Hingga kini ku hanya mampu melihatnya sebatas mata indahnya dan pelipisnya yang hitam merona. Semua itu karena ia adalah gadis bercadar. Bukan bercadarkan jilbabnya, namun bercadarkan balutan masker birunya.

Dari Balik Jeruji Besi

Menelusuri lorong-lorong penuh ketegangan yang menyelimuti. Penuh dengan tatapan tajam dan penuh harap. Wajah garang senantiasa mewarnai setiap sudut. Tegap, kekar, dan seolah diri ini mangsa yang siap untuk diterkam. Inilah hidup dari balik jeruji besi. Kehidupan nyata bagi  seorang narapidana. Menurut kita jeruji besi seolah adalah sebuah tempat untuk menebus setiap kesalahan yang telah diperbuatnya. Namun tatkala orang yang mendekam didalamnya adalah orang yang harus menanggung kesalahan yang telah diperbuat orang lain, apakah ini masih dapat dikatakan jeruji besi. Mungkin apa yang kita presepsikan selama ini tentang penjara tidaklah 100% benar. Melainkan sebenarnya ada sisi lain dari apa yang disebut dengan penjara. Beberapa hari saya bertugas di tempat ini, berjalan di lorong ini, sungguh terasa inilah saatnya saya banyak belajar, sekolah, atau merenungi tentang hidup dari balik tempat ini. Ketakutanku saat awal mendengar kata Lapas, seolah begitu menguji adrenal...

Sorry , Today I Win

Tidak selamanya mereka yang mengatakan pandai, mahir, dan mampu itu memang sama dengan apa yang ia katakan. Namun belum tentu yang ia katakan sesuai fakta. Pelajaran bagi semua dan khususnya untuk driku. Tak perlu sombong dan mengatasnamakan orang yang paling pandai. Namun buktikan dulu kemampuannya. Tak perlu banyak cakap yang terpenting adalah actionnya. Hari ini, ma'af, ku ingin katakan untuk yang ada disana, sorry , today I win