Langsung ke konten utama

Sekolah Hebat hanya Milik Pejabat Bangsat

Beberapa hari ini rasanya banyak sekali ajakan buat tanda tangan petisi masuk. Rasanya tiap buka lini jejaring sosial, ada mulu yang bikin ajakan ini. Penasaran ada apa sebenarnya yang terjadi dengan ajakan ini.

Setelah mencoba mencari tahu rupanya petisi ini dibuat atas kekecewaan para siswa salah satu sekolah "hebat" di Cilacap. Hal ini muncul saat adanya kebijakan sekolah sekolah yang dirasa mereka tidak adil. Wah, seru nih kalau bahas beginian.

Jadi awalnya anak-anak ini membuat salah satu agenda kegiatan sekolah, sebut saja kegiatan Kemah Pramuka. Akan tetapi setelah semua persiapan telah dilakukan dan sudah tinggal menanti waktu pelaksanaan saja, sekolah membatalkan secara sepihak.

Usut cerita ternyata ada salah satu oknum "Pejabat Hebat" yang selalu mempengaruhi kebijakan sekolah. Dia pejabat yang mungkin sedikit punya power untuk menggerakan banyak kebijakan-kebijakan agar sesuai dg apa yg dia kehendaki. Wew,,, bangsat kali kan? Pejabat macam apa ini?.

Sayang sekali, hingga tulisan ini dimuat tak ada satupun orang yang berani membuka siapa nama pejabatnya. Kalau saja nama pejabatnya ada yang berani buka, mungkin hari ini fotonya sudah terpampang di banyak media. Sayang sekali tak ada yang berani menyebutnya.

Masalahnya apa sih?

Poin utama permasalahan adalah agenda perkemahan yang dilaksanakan di luar kota dan panitia sudah persiapan semua secara matang. Akan tetapi, hanya karena satu nama Pejabat yang anaknya sekolah di situ, kemah ini batal dilaksanakan dan diketok palu kemah di belakang sekolah.

Lalu apa masalahnya buat saya?

Kau tau alasan apa yang membuat pejabat itu bersikeras batalkan agenda? Alasannya adalah takut terkena musibah, bencana, tsunami, ataupun gempa bumi. Bangsat kali bung!

Kau mau di ruangan, mau di rumah, ataupun di kamar sekalipun, kau akan tetep mati bung! Takdir mati tak bisa di undur walau sedetikpun. Menghindari resiko memang bagus, tapi bukan berarti parno.

"Keluarlah, dakilah gunung-gunung, berpetualanglah dengan alam, maka kau akan tahu betapa indah Maha Karya Ciptaan Tuhan". Entah di gunung, entah di kasur kau akan tetap mati. Entah di laut ataupun di kamar kau akan tetap mati.

Jika orientasinya "Kemah di Pantai resiko Tenggelam" pertanyaannya untuk apa ada wisata air tapi ga boleh renang, ga boleh main air? Takut tenggelam boleh, tapi untuk bodoh, jangan lah gaess. Anda pasti tahu pelampung kan bung? Pramuka tentu sudah punya bekal navigasi yang lebih hebat dari pada kemampuan anda bung.

Bung, hari ini anakmu mungkin malu karena di bully habis-habisan sama banyak teman-temannya yang marah atas kebijakan sekolah yang seolah terintimidasi oleh nama mu. Nama seorang pejabat yang hingga saat ini masih ditutupi. Bung, biarkalah anakmu mandiri. Ajarkanlah dia untuk hidup tanpa bayang-bayang namamu.

Ketika anda sendiri masih selalu meberikan bayang-bayang super power dari jabatanmu, apa gunanya kemampuan anakmu? Kapan ia akan menunjukan bahwa dia mampu berkarya tanpa namamu?

Bung, sejujurnya dengan kau banyak mencampuri urusan anakmu kau telah menghapus kesempatan anakmu untuk belajar banyak hal. Percayakanlah anakmu bung, karena esok hari nanti dia akan hidup tanpamu bung. Kau takkan mungkin terus mencampuri urusannya bung.

Teruntuk pihak sekolah.
Sampai kapan sekolah-sekolah hebat akan terus dicampuri dan dipengaruhi oleh para pejabat. Setinggi apa sebenarnya jabatan itu? Ketahuilah wahai para sekolah, saat ini tak ada jabatan yang paling selain Rakyat dan Nitizen. Inilah kekuatan terbesar yang ada.

Sekolah seharusnya tak perlu takut dengan arah kebijakan selagi itu benar. Akan tetapi takutlah di kala sekolah memiliki kebijakan yang salah. Saya tahu "The Power of Pejabat" memang sedikit meresahkan anda. Tapi mau sampai kapan terus terjadi?.

Cobalah untuk sesekali buat para oknum pejabat jera. Buka lah namanya dan nitizen akan siap memviralkan namanya. Bukan membunuh karakter, tapi lebih memberi peringatan. Agar mereka sadar, bahwa jabatan tak berarti untuk mempengaruhi siapapun. Sekolah umum tidak tercipta untuk anak para pejabat saja. Jadi jangan sampai sekolah bermartabat justru dikekang oleh bayang-bayang pejabat.

Bukan dengan cara memutuskan secara sepihak. Setidaknya memberikan alternatif, ataupun setidaknya mempersiapkan management resiko yang ada. Anda tak tahu betapa rasa semangat yang membara tiba-tiba harus dipatahkan begitu saja secara sepihak. Ini akan menjadi pukulan telak yang sulit untuk terobati. Akan terus ada rasa benci yang sangat sulit di hati para anak-anak yang notabene sudah bersusah payah mempersiapkan itu semua.

Ingat, bahwa kegiatan penegak dilaksanakan dari penegak, oleh penegak, dan untuk penegak, bukan untuk wali murid. Apalagi untuk wali murid seorang pejabat yang anti kotor-kotor club.

Setinggi apa sih jabatan dari pejabat itu, ataukah dia kepala sekolah, ataukah pengawas sekolah, ataukah kepala dinas, ataukah jajaran pemimpin pemerintahan, ataukah jajaran anggota dewan? Ingat bung, beberapa waktu yang lalu jabatan seseorang yang berkuasa di kota ini dan sulit dipindah sekalipun, nyatanya bisa juga diturunkun hanya dengan "The Power of Nitizen".

Jadi, mulai saat ini janganlah sekolah takut akan arah kebijakan yang diyakini benar. Bukan takut pada sosok pejabat. Akan tetapi jika kalian takut dengan sosok pejabat itu, hanya ada dua kemungkinan.

Kemungkinan 1 anda tengah melakukan praktek buruk dengan oknum pejabat tersebut. Sehingga anda sangat takut jika sengaja dibongkar kasusnya.

Kemungkinan ke 2 adalah anda tengah cari muka pada oknum pejabat tersebut agar bisa naik jabatan dengan mulus. Atau hutang politik-

Sampai disini paham yah?
"Nitizen berkuasa, jabatan tak berasa."

Komentar

Posting Komentar

Komentar :

Postingan populer dari blog ini

Gadis Bercadar

Matanya yang menatap dengan penuh pesona. Jilbabnya yang terjurai lebar hingga lengannya. Halus lembut bisik suaranya. Semua seakan membuat detakan dada yang mendesir. Ingin rasanya berbicara banyak dengannya, tapi malu rasanya diri ini tuk menyapanya. Namun hingga kini ku tak pernah melihat wajah utuhnya. Wajah indah yang mungkin melekat pada dirinya, ku tak pernah sekalipun menatapnya. Hingga kini ku hanya mampu melihatnya sebatas mata indahnya dan pelipisnya yang hitam merona. Semua itu karena ia adalah gadis bercadar. Bukan bercadarkan jilbabnya, namun bercadarkan balutan masker birunya.

Dari Balik Jeruji Besi

Menelusuri lorong-lorong penuh ketegangan yang menyelimuti. Penuh dengan tatapan tajam dan penuh harap. Wajah garang senantiasa mewarnai setiap sudut. Tegap, kekar, dan seolah diri ini mangsa yang siap untuk diterkam. Inilah hidup dari balik jeruji besi. Kehidupan nyata bagi  seorang narapidana. Menurut kita jeruji besi seolah adalah sebuah tempat untuk menebus setiap kesalahan yang telah diperbuatnya. Namun tatkala orang yang mendekam didalamnya adalah orang yang harus menanggung kesalahan yang telah diperbuat orang lain, apakah ini masih dapat dikatakan jeruji besi. Mungkin apa yang kita presepsikan selama ini tentang penjara tidaklah 100% benar. Melainkan sebenarnya ada sisi lain dari apa yang disebut dengan penjara. Beberapa hari saya bertugas di tempat ini, berjalan di lorong ini, sungguh terasa inilah saatnya saya banyak belajar, sekolah, atau merenungi tentang hidup dari balik tempat ini. Ketakutanku saat awal mendengar kata Lapas, seolah begitu menguji adrenal...

Sorry , Today I Win

Tidak selamanya mereka yang mengatakan pandai, mahir, dan mampu itu memang sama dengan apa yang ia katakan. Namun belum tentu yang ia katakan sesuai fakta. Pelajaran bagi semua dan khususnya untuk driku. Tak perlu sombong dan mengatasnamakan orang yang paling pandai. Namun buktikan dulu kemampuannya. Tak perlu banyak cakap yang terpenting adalah actionnya. Hari ini, ma'af, ku ingin katakan untuk yang ada disana, sorry , today I win