Langsung ke konten utama

Hidup Berawal dari Mimpi


Jalan Hidup itu sudah ada yang mengatur. Memang sih terkadang banyak orang tidak mau menjalani hidup dengan apa adanya. Menjalani hidup dengan meraih apa yang ada di depan mata dahulu. Padahal hidup seseorang tidak akan berubah jika seseorang itu tidak mau berusaha merubahnya.

Sejak kecil ku telah belajar untuk bermimpi. Bermimpi tuk merubah kehidupanku di masa depan nanti. Sedari ku masih duduk dibangku SMP ku telah berusaha tuk belajar tentang cara memaknai jalan hidup. Berawal dari jalanku menjadi pemain debus jalanan dan berjualan makanan ringan di tepian pantai, ku telah mampu memaknai betapa berartinya sebuah rasa berusaha serta rasa menghargai tentang jalan hidup yang telah tergariskan Tuhan.

Semasa ku duduk di bangku SMA ku kembali tuk mencoba mencicipi dunia mimpi - mimpiku. Kala itu ku merasa sudah selayaknya berusaha tuk meraih mimpi, karna masa - masa SMA menurutku adalah masa - masa dimana ku menjadi semakin dekat dengan masa depan ku. Di kala itu ku mencoba tuk sedikit meringankan beban ke dua orang tuaku. Ku mencoba membatu mereka dengan sedikit membantu pembayaran sekolahku. Ku memulainya dengan berbisnis desain gambar, membantu mengajar ekskul di SD, serta terkadang ku sejenak membantu menjadi Guide wisata di tempatku. Kala itu ku bangga, setidaknya ku bisa menyisihkan pendapatanku untuk membiayai sekolahku.

Saat ku lulus SMA, ku kembali mencoba langkah yang lain lagi. Walau kala itu ku banyak cibiran dari mana - mana, namun ku tetap mencobanya. Tepatnya ku menjadi penjual Jagung Bakar disalah satu tempat di daerah tempat tinggalku. Namun akhirnya orang tuaku menentang usaha yang ku lakukan saat itu. Menurut mereka usaha yang ku lakukan sedikit tidak bermartabat.

Yah, kala itu memang ku kecewa dengan pendapat mereka. Tak kusangka orang tuaku tidak mendukung apa yang ku lakukan saat itu. Namun apalah daya, akhirnya ku ikuti kata mereka tuk merantau ke kota lain. Namun karna hati ini tidak sejalan dengan langkah ini, akhirnya ku kembali ke kota ini demi sebuah mimpi yang ku sendiri tak tau akankah mimpi ini ku raih di sini.

Ku terus melangah walau tak tau arah. Semua itu ku lakukan demi masa depan yang cerah. Akhirnya ku mencoba berbisnis dengan menjadi trainer motivasi. Langkah ini berjalan cukup lama. 5 tahun ku menjalani bisnis ini, ya cukup lumayan memang hasilnya. Namun sembari ku melangkah pada jalan itu ku juga melangkah di jalan yang lain. Ku berbisnis pupuk, teknisi komputer, konsultasi kesehatan, serta ku juga mencoba sejenak menjdi penulis kelas amatir yang hanya bisa menulis tanpa memiliki nama.

Bagiku menuju sebuah impian itu memmang sulit, namun lebih sulit lagi jika tidak memiliki impian. Ku terus melangkah mengejar mimpiku. Hingga di ujung tahun 2014 ku mulai mencoba mengembangkan langkahku lagi. Ku mencoba sejenak menjadi sineas. Meski kala itu ku tak punya pengalaman di bidang itu, namun apa salahnya jika ingin mencoba. Begitu bahagianya saat kini ku menikmati hasil dari jerih payahku sejak ku kecil.

Jika dulu ku hanya duduk depan tungku 'bakar jagung', kini ku hanya duduk depan komputer 'bakar DVD' untuk mempublikasikan karya dari film - film ku. Memang untuk menuju itu semua tidaklah mudah. Namun bagiku, apa salahnya jika kita mencoba. Jangan mengeluh dengan keadaan, teruslah berkarya demi masa depan yang cerah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gadis Bercadar

Matanya yang menatap dengan penuh pesona. Jilbabnya yang terjurai lebar hingga lengannya. Halus lembut bisik suaranya. Semua seakan membuat detakan dada yang mendesir. Ingin rasanya berbicara banyak dengannya, tapi malu rasanya diri ini tuk menyapanya. Namun hingga kini ku tak pernah melihat wajah utuhnya. Wajah indah yang mungkin melekat pada dirinya, ku tak pernah sekalipun menatapnya. Hingga kini ku hanya mampu melihatnya sebatas mata indahnya dan pelipisnya yang hitam merona. Semua itu karena ia adalah gadis bercadar. Bukan bercadarkan jilbabnya, namun bercadarkan balutan masker birunya.

Dari Balik Jeruji Besi

Menelusuri lorong-lorong penuh ketegangan yang menyelimuti. Penuh dengan tatapan tajam dan penuh harap. Wajah garang senantiasa mewarnai setiap sudut. Tegap, kekar, dan seolah diri ini mangsa yang siap untuk diterkam. Inilah hidup dari balik jeruji besi. Kehidupan nyata bagi  seorang narapidana. Menurut kita jeruji besi seolah adalah sebuah tempat untuk menebus setiap kesalahan yang telah diperbuatnya. Namun tatkala orang yang mendekam didalamnya adalah orang yang harus menanggung kesalahan yang telah diperbuat orang lain, apakah ini masih dapat dikatakan jeruji besi. Mungkin apa yang kita presepsikan selama ini tentang penjara tidaklah 100% benar. Melainkan sebenarnya ada sisi lain dari apa yang disebut dengan penjara. Beberapa hari saya bertugas di tempat ini, berjalan di lorong ini, sungguh terasa inilah saatnya saya banyak belajar, sekolah, atau merenungi tentang hidup dari balik tempat ini. Ketakutanku saat awal mendengar kata Lapas, seolah begitu menguji adrenal...

Sorry , Today I Win

Tidak selamanya mereka yang mengatakan pandai, mahir, dan mampu itu memang sama dengan apa yang ia katakan. Namun belum tentu yang ia katakan sesuai fakta. Pelajaran bagi semua dan khususnya untuk driku. Tak perlu sombong dan mengatasnamakan orang yang paling pandai. Namun buktikan dulu kemampuannya. Tak perlu banyak cakap yang terpenting adalah actionnya. Hari ini, ma'af, ku ingin katakan untuk yang ada disana, sorry , today I win