Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2019

Mimpi Redup di Negeri Sendiri

Beberapa waktu lalu mungkin kita sering melihat viralnya pemberitaan 3 anak SMA yang mengikuti lomba karya ilmiah tentang penemuan kayu Bajakah sebagai obat kanker. Semua orang mengagumi berita ini, negeri ini viral karena karya dari seorang anak-anak SMA. Mereka diundang kesana kemari, diwawancarai para wartawan, dan tentunya nama mereka begitu membanggakan bagi negeri ini. Mungkin hal-hal seperti ini begitu mengharumkan nama baik bangsa dimata dunia. Namun hal semacam ini entah kenapa selalu membuatku merasa biasa saja. Why? Bukan merasa biasa pada penemuan anak SMA Negeri 2 Palangkaraya  ini, bukan. Bagi saya mereka, Yazid, Anggina Rafitri, dan Aysa Aurealya Maharani, justru anak yang luar biasa. Mereka ini adalah aset berharga bagi bangsa ini, calon peneliti hebat yang dimiliki bangsa ini. Namun yang membuatku merasa biasa-biasa saja adalah tentang berita yang ujung-ujungnya keluar setelah pemberitaan ini. Jawabannya sudah tertebak, mereka yang mengatasnamakan para &quo

Nota Pembelaan Fidelis,

Berikut adalah Nota Pembelaan bung Fidelis Arie Sudewarto. Sosok PNS yang ditangkap dan dipenjarakan karena menanam Ganja dan menggunakannya untuk mengobati istrinya yang mengidap penyakit langka, Syringomyelia. Bagi saya sosok bung Fidelis adalah pahlawan. Pahlawan yang dipenjarakan di Negeri sendiri oleh negerinya sendiri. Ini merupakan salinan dari tulisan yang dimuat oleh Intisari.grid.id . Berikut adalah isi pembelaan tersebut. *** Pertama-tama, saya menyampaikan terima kasih kepada Majelis Hakim yang saya Muliakan atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk menyampaikan nota pembelaan pribadi saya. Sejak saya ditahan, saya tidak lagi memiliki kebebasan untuk selalu berada di samping istri saya yang sakit hingga akhirnya istri saya meninggal dunia. Padahal, selama ini sayalah yang paling mengerti dan memahami tentang keadaan dan kondisi istri saya. Penahanan terhadap saya membuat saya tidak punya kesempatan untuk menjelaskan banyak hal kepada istri saya. Saya hanya

Pramuka Tak Bermutu

DILARANG KOMENTAR SEBELUM ANDA MEMBACA SAMPAI HABIS!!! Tulisan ini bukan untuk menggurui, tapi mengingatkan. Bukan untuk memusuhi, tapi karena peduli. *** Bising celoteh para emak-emak tetangga sembari menonton lomba agustusan. Tetiba terdengar samar-samar menyebut namaku dan akhirnya memanggilku juga. Tentunya bukan untuk bertanya soal pernikahan atau malah menjodohkan dengan anaknya, ah sabodo teuying. "Mas, jenengan kan orang Pramuka yah, mbok yao kalau ngasih tugas anak-anak jangan susah-susah. Sulit cari barangnya, cari kesana kemari bolak-balik" Wadaw... Ada apaan lagi nih? Kok jadi aku yang kena damprat sama emak-emak. Lalu ku tanya dulu nih kronologinya, apa permasalahannya, dan tentu perlu tahu apakah aku benar terlibat di dalamnya atau tidak. TERNYATA? Emak-emak ini akhirnya menceritakan keluh kesahnya tentang apa yang terjadi pada anaknya. Anaknya ini merupakan siswa baru di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan di Cilacap  dan saya tidak ada urusa