Langsung ke konten utama

Enakan Bikin Anak atau Bunuh Anak


Judul yang terkesan nyentrik dan menggelitik. Dalam beberapa hari ini berita diberbagai media banyak sekali membahas tentang pembunuhan bayi yang dilakukan oleh ibunya sendiri. Kasus ini merupakan buntut panjang kejadian hamil di luar nikah dari seorang siswi dari salah satu SMK di Kab. Banyumas.


Gadis belia yang baru berusia 15 tahun dengan inisial NM tersebut hamil dikarenakan telah melakukan hubungan gelap di luar nikah bersama pacarnya dengan inisial NG. Jika kita lihat sekilas dari akun media sosial dari gadis tersebut dengan inisial nama FB "ANS" gadis tersebut termasuk gadis yg biasa saja dan tidak memiliki keistimewaan khusus dari segi penampilan.


Dalam tulisan ini saya tidak akan membahas bagaimana mereka bisa hamil atau bagaimana cara bikin anaknya, karena saya belum pernah bikin anak apalagi ikut setoran patungan bikin anak.
No..

Peran Perkembangan Jaman 

Para era modernisasi, banyak hal yang kian tak terkendali. Perubahan melaju dengan begitu cepatnya. Kita memang tidak bisa terlepas dari perkembangan jaman. Bahkan kita tidak sedikitpun bisa menolak perubahan jaman.

Pada era saat ini, Media Sosial seakan menjadi titik awal banyaknya masalah. Dari akun NM tersebut dapat disimpulkan bahwa sebenarnya NM hanyalah korban Tren dari dunia maya. Ia seolah ingin menjadi gadis-gadis yang banyak diidolakan banyak pria.


So, dapat disimpulkan juga kalau awalnya anak tersebut sedikit Cupu. Hal ini dapat dilihat pada akun Fb lamanya yang inisialnya MA. Pada akun lamanya tersebut bisa dilihat dari cara berstatus ataupun cara dia berpose dalam foto-foto yang ia unggah sagat tidak mengindikasikan bahwa ia anak yang Hits, atau Kids Jaman Now.

Dari beberapa status dan foto pada akun medsosnya yang aktif, dapat di simpulkan beberapa hal:

1. NM hamil saat bulan-bulan awal ia masuk SMK.
2. NM melakukan hubungan gelap dengan NG saat awal masuk SMK.
3. NM sudah melakukan hubungan gelap berkali-kali dengan NG sejak masih SMP.

Bukan permasalahan waktu yang harus dibahas disini. Melain masalah dimana peran sosok keluarga, peran sosok Guru, dan peran sosok psikolog (dalam hal ini diwakilkan oleh Guru BK di sekolah).

Bukan peran saat sudah terjadi, melainkan peran saat belum terjadi. Di era sekarang banyak orang tua yang enggan memberikan peran edukatif, tempat konsultasi bagi anak. Banyak orang tua yang kini berperan sebagai diktaktor bagi anak.

Banyak Guru yang enggak menjadi peran orang tua ke dua bagi para siswanya. Banyak Guru BK yang kini kerjanya berubah menjadi Guru Pemberi Poin Siswa, bukan lagi menjadi Bimbingan Konseling bagi siswa.

Banyak faktor yang seharusnya berperan dalam mengantisipasi adanya hal negatif dari seorang anak. Apalagi diketahui jika ternyata NG adalah anak yang putus sekolah.

Lebih Butuh Agama atau Etika?

Dalam kasus ini anda akan menghujat bahwa NM anak yang tidak tahu agama, tidak tahu etika. Namun anda akan tercengang saat membuka akun medsosnya. Ternyata NM adalah sosok gadis yang bisa melantunkan Al Qur'an dengan baik.



Hal ini dapat dilihat dari salah satu postingannya yang menunjukkan bahwa dia sedang mengikuti lomba MTQ di Tingkat Kabupaten dan ternyata dia menang. Apakah ini belum cukup menunjukkan bahwa NM adalah anak yang agamis?.


Jika dikatakan bahwa ia tidak beretika, maka mari kita telaah lebih dalam lagi. Kalau dia anak tak beretika, maka ia takkan malu saat ia hamil. Ia takkan menutup-nutupi kehamilannya. Ia bahkan akan mengumbar kehamilannya di publik.

Kalau ia tak beretika, mungkin ia takan melakukan "hubungan gelap", ia mungkin akan melakukan "hubungan terang". Bisa saja ia melakukan live story atau mungkin melakukannya di pinggir jalan. Tidak beretika kah ia?.

Bagi saya Agama saja belum cukup menangkal masalah ini. Apalagi hanya bermodalkan Etika saja. Terkadang justru banyak orang beragama yang memanfaatkan kaidah agama nya hingga menghalalkan begini. Bisa anda lihat di area puncak Bogor yang sudah dikenal dengan Arabisasi Puncak. Bukan kah mereka beragama?.

Menurut saya yang tepat adalah jadilah orang yang memiliki Agama yang Beretika, bukan mengetikakan Agama, bukan juga Agama dan Etika.


Enak Mana antara Bikin Anak atau Bunuh Anak?.

Kalian tahu sendiri lah jawabannya. Apalagi yang sudah pernah pada bikin. Kalau saya sampai sekarang belum melakukan keduanya, jadi saya enggak tahu, dan no coment.

Dan buat para komentator di akun mereka yang masih pada menghujat, pesan saya janganlah menjadi manusia yang merasa paling suci dan tanpa dosa. Hingga seakan - akan memandang kesalahan orang lain seakan memandang dajjal dan melupakan dosa diri sendiri. Barangkali dimata Tuhan kita jauh lebih hina dari pada mereka berdua, atau barangkali dosa kita lebih besar dari mereka.



pict baby by: 4.bp.blogspot.com


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hanya Konsep dari Impian

Hai sahabat semua, kurasa telah lama tak menyapa. Lewat kesempatan di saat ini, tanpa mengurangi rasa hormat, saya memohon doa dari sahabat semua. Semoga konsep yang saya miliki dapat terwujud dengan baik. Sehingga nantinya dapat digunakan oleh siapapun, khususnya di negara kita tercinta. Kita tahu negara kita berada pada wilayah rawan bencana, khususnya gempa. Padahal kita tahu saat ini perkembangan konsep rumah mewah dari kaca kian menjadi primadona bagi banyak orang. Namun jika kita bayangkan bahayanya saat terjadi getaran dan guncangan gempa, tentunya bahan kaca dapat membahayakan penghuninya. Oleh karena itu, saya mencoba membuat inovasi pada sebuah kaca. Konsep yang saya kembangkan adalah "Jelly Glass Technology". Konsep tersebut mengubah sifat kaca yang kaku dan mudah pecah, kini di ubah menjadi kuat dan lentur. Kuat merupakan sifat yang biasa pada kaca, namun jika lentur menurut saya sifat yang luar biasa. Kaca akan menjadi lentur hanya jika terkena tek

Perjalanan Panjangku

Inilah perjalananku, Perjalanan panjang dari sewaktu ku lahir hingga saat kini ku dewasa, Just for You,,

Pramuka Tak Bermutu

DILARANG KOMENTAR SEBELUM ANDA MEMBACA SAMPAI HABIS!!! Tulisan ini bukan untuk menggurui, tapi mengingatkan. Bukan untuk memusuhi, tapi karena peduli. *** Bising celoteh para emak-emak tetangga sembari menonton lomba agustusan. Tetiba terdengar samar-samar menyebut namaku dan akhirnya memanggilku juga. Tentunya bukan untuk bertanya soal pernikahan atau malah menjodohkan dengan anaknya, ah sabodo teuying. "Mas, jenengan kan orang Pramuka yah, mbok yao kalau ngasih tugas anak-anak jangan susah-susah. Sulit cari barangnya, cari kesana kemari bolak-balik" Wadaw... Ada apaan lagi nih? Kok jadi aku yang kena damprat sama emak-emak. Lalu ku tanya dulu nih kronologinya, apa permasalahannya, dan tentu perlu tahu apakah aku benar terlibat di dalamnya atau tidak. TERNYATA? Emak-emak ini akhirnya menceritakan keluh kesahnya tentang apa yang terjadi pada anaknya. Anaknya ini merupakan siswa baru di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan di Cilacap  dan saya tidak ada urusa