Dunia memanglah penuh dengan sejuta misteri. Berjuta rahasia yang kian menghampiri. Terkadang kita seakan tak sadar akan hal tersebut. Dunia telah menyimpan banyak tanda tanya, yang seakan menggugah asa untuk terus bertanya. Apa, apa dan apa yang akan terjadi lagi.
Setiap orang pastinya punya jalan hidup masing - masing. Memiliki jalan yang telah tergariskan oleh Tuhan. Kita tak tahu seperti apa kehidupan orang lain nanti, esok, dan suatu saat nanti.
Entah apakah yang tengah terjadi di depan pandanganku saat ini. Seseorang datang menghampiri dengan senyuman, dan membuat diri ini terdiam sejenak sembari mengingat masa lalunya yang terlintas di fikiranku.
Tahukah engkau tentang siapa seseorang tersebut, tahukah engkau tentang bagaimana hidupnya dulu. Kini ku akan kembali menulis tentang kisahnya. Memang di waktu dulu ku pernah menulis juga tentangnya, namun kini ku akan melanjutkan kisahnya.
Ku memang pernah menulis tentang kisahnya dulu semasa ia masih bersekolah. Ia adalah anak yang selama ini di judge sebagai anak nakal, bodoh, dan hanya suka berkelahi saja. Bahkan selama sekolah, namanya selalu muncul dalam daftar "drop Out".
Hari ini ku buktikan, kenapa dulu di ruangan kecil itu ku dengan lantang mengatakan bahwa anak itu tak layak untuk dikeluarkan. Anak itu masih layak di pertahankan. Why not?
Semua orang dulu mungkin menganggap bahwa ku memiliki niat yang lain dari hal tersebut. Namun ku selalu berkata pada semua, lihat ia di masa mendatang. Lihat ia di 10 - 20 tahun mendatang. Jangan lihat hari ini, jangan lihat sekarang.
Bahkan dari kejadian itu ku harus menerima imbas dari itu. Dan hari ini ku mulai menantang siapapun yang dulu mempermasalahkan diriku mempertahankannya.
Jika anda tahu kenapa ia selalu datang sekolah terlambat, mungkin anda akan menitikan air mata. Jika anda dulu bertanya kenapa saya selalu mempertahankannya, kini ku jawab dengan sebuah pertanyaan balik untuk anda. Siapakah orang yang selalu tahu kehidupan satu - per satu dari anak - anak, siapa yang selalu memandang jauh permasalahan anak.
Dulu ku pernah bercerita tentang sebuah cita - cita. Semua impian itu kan terwujud bukan karena nasib, melainkan sebuah mimpi yang besar, usaha yang besar, dan doa yang tulus. Lalu ku bertanya akan impian setiap anak satu per satu. Lalu ia menjawab, mimpinya sebagai TNI dan semua orang yang mendengarnya malah tertawa.
Lalu ku berdiri dan berkata demikian ;
" ingatlah dan dengarlah kalian semua yang ada di ruangan ini. ia telah berkata tentang apa impiannya, meskipun kalian tak percaya akan arti sebuah impian. Namun kalian harus tahu bahwa setiap mimpi yang terucap dari hati, maka akan mampu menjadi penyemangat tuk meraihnya dan tungglah keajaiban sebuah impian di kelak nanti. tunggulah anak ini dan lihatlah sebuah keajaiban di suatu saat nanti"
Semua keajaiban impian kini hadir di depanku. Tak ku sangka ia masih mengingat kata - kata ku yang dulu pernah ku ucapkan. Lama ku tak bertemu dengannya, tak tahu bagaimana kabarnya. Namun kini ia hadir membawa sebuah keajaiban impian.
Ia datang dan berkata "kak, inilah wujud keajaiban impian". Awalnya ku tak paham akan apa yang ia katakan. Tapi tahukah anda tentang itu semua?
Ku : " bagaimakah kabarmu sekarang? sekolah dimana?"
L : " alhamdulilah baik kak, ku ga lanjut sekolah, kerja pak"
Ku : " Kok ga lanjut sekolah? kerja dimana?"
L : " ya kan kak fais dah tahu sendiri, mana bisa ku sekolah lagi, uang dari mana kak? ku kerja di pertamina kak,"
Ku : " ouh ya syukurlah, klo dah kerja"
L : " Kak, mohon ijin, mohon doa restu juga. Bulan depan sya mau tes masuk TNI, sudah tahap terakhir, do'akan sya bisa lolos, tapi ku cuman masuk jalur Catam kak, soalnya kan ijazah saya cuman SMP kak"
Ku : "ya semoga kamu bisa lolos, inilah mimpimu, dan kau harus meraihnya"
Hari ini ku benar - benar bisa membuktikan apa yang aku lantangkan dulu. Meskipun orang lain tak mempedulikannya bahkan karena hal itu ku ditumbangkan dengan keganasan sebuah jabatan.
Andai kalian membaca tulisan ini dan melihat anak yang dulu kau judge, caci maki, dan seolah kau telantarkan esok nanti, ku yakin kau akan malu. Malu karena perkataanmu, ingatlah bahwa setiap kata adalah doa, dan setiap doa akan berbaik kepada yang mendoakan. Berfikirlah ketika esok kau punya anak, dan anakmu mengalami hal yang sama seperti yang kau lakukan dulu.
Terimakasih Tuhan, terimakasih telah mengabulkan doa dari anak yang telah menjadi korban dari ke-akuan manusia yang gila akan jabatan.
Komentar
Posting Komentar
Komentar :