Langsung ke konten utama

Mari Diskusi


Lewat tulisan saya ini, saya ingin mengajak semua orang untuk berdiskusi di kolom komentar ini. Kali ini saya akan mengangkat sebuah masalah yang biasa terjadi di negara ini, dan kadang malah dianggap hal yang lumrah. Masalah yang ingin dibahas adalah tentang Loyalitas kita untuk membangun negeri ini.

Beberapa kasus yang sering kita jumpai adalah kasus mental orang di negeri ini telah terasuki mental pengemis. Banyak orang yang hanya mau melakukan sesuatu harus dengan bayaran, meskipun sebenarnya hal tersebut sudah merupakan tugas dan tanggung jawabnya.

Saat itu saya tengah membutuhkan bantuan orang lain yang memang bidangnya di bagian itu, untuk sekedar melatihkan ke beberapa anak - anak sekolah.





Dari kejadian diatas kita semua tahu, bahwa ia sudah mengatakan bahwa itu sudah merupakan tugas dari kesatuannya, namun dengan gampangnya ia masih bertanya masalah harga atas jasanya melatih "........" (hehehee, ma'af, privasi ) . Sebuah hal yang konyol bagi saya. Keesokan harinya ia telfon dan mengatakan ia tak bisa datang untuk melatih lagi karena ia akan ditugaskan oleh kesatuannya di luar kota untuk beberapa bulan. 

Asalan tersebut memang dapat diterima, namun yang tidak dapat saya terima adalah kejadian setelah itu. Setelah 2 hari berlalu, tatkala saya tengah berangkat olahraga sore hari, saya melihatnya sedang melatih anak - anak di tempat lain sembari tersipu malu saat saya sapa dirinya. 

Sungguh banyak orang aneh di negeri ini. Katanya mau bangun negeri ini , loyal ama negeri ini, cinta ama negeri ini, tapi kok jalanin sesuatu hal untuk bangun negeri ini kok masih itung - itungan segala. Contoh kecil, orang banyak komen kalau harga bahan pangan mahal, tapi kok pada ga mau menanam yah.

Katanya guru itu mencerdaskan kehidupan bangsa, tapi kok mendidik saja masih itung - itungan. Kalau ga di gaji "segini" ga mau ngajar. Banyak diantara mereka yang enggan mengajar ekskul bagi anak - anak didiknya karena mereka sibuk dengan mengajar les bimbel yang dimiliki. mereka beranggapan bimbel lebih menguntungkan dari pada ngajar ekskul, gajinya kan lebih besar bimbel dari pada ekskul kan sedikit, bahkan ga ada gajinya. Mendidik saja itung - itungan. 

Banyak diantara kita mengatakan loyal dengan negeri ini, namun faktanya banyak diantara kita yang justru menghancurkan moralitas negera ini. Inilah yang saya sebut moral seorang pengemis. Kini, Loyalitas kita pada negeri kita sendiri, benar - benar telah dipertanyakan.

Mds.Faisal Khak





pct from : www.mandingjogja.com

Komentar

  1. bagaimanakah pendapat anda tentang loyalitas anak negeri sekarang?

    BalasHapus
  2. Selama uang masih ada harganya,, orang2 seperti itu masih akan tetap ada,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya memang , namun apakah layak tatkala mereka harus mengatakan sebuah loyalitas?

      Hapus

Posting Komentar

Komentar :

Postingan populer dari blog ini

Gadis Bercadar

Matanya yang menatap dengan penuh pesona. Jilbabnya yang terjurai lebar hingga lengannya. Halus lembut bisik suaranya. Semua seakan membuat detakan dada yang mendesir. Ingin rasanya berbicara banyak dengannya, tapi malu rasanya diri ini tuk menyapanya. Namun hingga kini ku tak pernah melihat wajah utuhnya. Wajah indah yang mungkin melekat pada dirinya, ku tak pernah sekalipun menatapnya. Hingga kini ku hanya mampu melihatnya sebatas mata indahnya dan pelipisnya yang hitam merona. Semua itu karena ia adalah gadis bercadar. Bukan bercadarkan jilbabnya, namun bercadarkan balutan masker birunya.

Dari Balik Jeruji Besi

Menelusuri lorong-lorong penuh ketegangan yang menyelimuti. Penuh dengan tatapan tajam dan penuh harap. Wajah garang senantiasa mewarnai setiap sudut. Tegap, kekar, dan seolah diri ini mangsa yang siap untuk diterkam. Inilah hidup dari balik jeruji besi. Kehidupan nyata bagi  seorang narapidana. Menurut kita jeruji besi seolah adalah sebuah tempat untuk menebus setiap kesalahan yang telah diperbuatnya. Namun tatkala orang yang mendekam didalamnya adalah orang yang harus menanggung kesalahan yang telah diperbuat orang lain, apakah ini masih dapat dikatakan jeruji besi. Mungkin apa yang kita presepsikan selama ini tentang penjara tidaklah 100% benar. Melainkan sebenarnya ada sisi lain dari apa yang disebut dengan penjara. Beberapa hari saya bertugas di tempat ini, berjalan di lorong ini, sungguh terasa inilah saatnya saya banyak belajar, sekolah, atau merenungi tentang hidup dari balik tempat ini. Ketakutanku saat awal mendengar kata Lapas, seolah begitu menguji adrenal...

Sorry , Today I Win

Tidak selamanya mereka yang mengatakan pandai, mahir, dan mampu itu memang sama dengan apa yang ia katakan. Namun belum tentu yang ia katakan sesuai fakta. Pelajaran bagi semua dan khususnya untuk driku. Tak perlu sombong dan mengatasnamakan orang yang paling pandai. Namun buktikan dulu kemampuannya. Tak perlu banyak cakap yang terpenting adalah actionnya. Hari ini, ma'af, ku ingin katakan untuk yang ada disana, sorry , today I win