Sebuah pelajaran hari ini, sebagai motivasi untuk diriku sendiri,
Tidak ada pangkat dan jabatan yang harus d pertahankan mati - matian di dunia ini. Tak perlu sombong dengan keadaan, tak perlu minder juga ama keadaan. Semua telah digariskan tuhan, ada kalanya kita dibawah ada kalanya kita di atas.
Dari bakar - bakar di tungku, kini beralih bakar film. Namun disisi lain, orang yang dulu telah menyombongkan dirinya di depan mataku, kini Tuhan berkendak lain terhadapnya.
Kesombongannya kala itu memang membuatku sedikit heran. Mengapa seseorang yang ku tahu kala itu berbeda dengan sikap aslinya. Dulu ku tahu ia seorang motivator dan menurutku ia mampu memotivasi orang lain baik dalam action atau dalam hal nyata.
Namun semua berubah, kala malam itu ku pertama kali bertatap muka langsung dengan dia. Mendengarkan ia secara langsung di tempat yang terbatas. Dan dalam benakku, kualitasnya sebagai motivator langsung 'jatuh' saat itu juga. Ia mengajarkaku untuk menjadi orang yang haus akan harta namun tidak dengan berusaha.
Iya selalu membanggakan dirinya sebagai orang yang paling pinter, cerdas dan handal dalam segala hal. Namun faktanya ia tak pernah berkarya. Semua karyanya adalah milik orang lain. Ia selalu berlagak bak seorang miliader, namun faktanya rumah saja masih ngontrak.
Ia selalu menceritakan tentang proyek baru, konsep baru, serta kemajuan perusahaan yang ia miliki sendiri. Namun faktanya ia tak tahu, jika nama perusahaan yang ia katakan sebagai miliknya, itu tidaklah benar. Kini ku terkait sebagai relasi bisnis diperusahaan itu. Dan kini ternyata ku tahu, dia hanyalah member saja. Ya boleh dibilang seperti member yang punya kartu 'X' untuk dapat bonusan di minimarket.Dan semua data member, kini ku miliki semua data member se Indonesia sebagai bahan untuk memantau perkembangan saham perusahaan. Sungguh lucu sekali hidupnya, ternyata hanya menipu saja.
Ia dulu menawarkan bisnis denganku. Ia mengatakan memiliki Cv yang bergerak sebagai self publishing yang sudah terkenal di ujung negeri sana. Namun faktanya, hasil karyanya saja seperti karya anak sma. Dan hasilnya sendiripun ga layak jual, sehingga kini ia bangkrut tak mampu membiayai karyawan - karyawannya.
Ku masih ingat kala itu ku duduk jauh dari pandangannya dalam sebuah keramaian. Dia tatap wajahku dan bilang ' kamu tuh S1, jangan mau 'di kasih Uang' cuman 50 ribu'. Namun kini ia telah memakan kembali ucapan yang telah ia lontarkan dulu. Ia harus menanggung rasa pahit yang sangat pedih.
Kini ku ingin memotivasi diriku dari kisahnya. Hai diriku, janganlah sombong, aku itu tercipta dari tanah. Tanah itu di injak - injak, kasar, dan terkadang sebagai wahana untuk membuang kotoran mahluk hidup. Ingatlah, Tuhan maha segalanya, dan hanya ia yang pantas sombong.
Berkaryalah, jangan hanya bicara. Tunjukan karyamu pada Indonesia hingga dunia. Tunjukan realita, bukan sekedar cerita kesombongan yang akhirnya membuatmu menderita.
Dan hari ini ku berani berkata untuk ia yang disana, "life will be happier if full a reality and not a lie"
Komentar
Posting Komentar
Komentar :