Langsung ke konten utama

Bukan Anak Haram


Suatu ketika saat ku tengah bercerita tentang kisahku di depan segelintir anak - anak, tiba - tiba saja ada anak yang matanya memerah. Bukan karna ia sakit mata atau kena debu. Namun tentu saja karna ikut larut dalam kesedihan kisahku. Memang mungkin tidaklah begitu mengherankan, namun bagiku itu tidak wajar jika
hal tersebut terjadi pada anak laki - laki yang cenderung bandel.

Dilain waktu ku mencoba bertemu dengan anak itu. Lalu ku mencoba sedikit bertanya mengapa dan apa yang terjadi dengannya kala itu. Awalnya ia tak mau berkata yang sebenarnya. Namun lama kelamaan ia menjawab juga karna ku tanya terus tentang masalahnya. Dan setelah ia bercerita kepadaku tentang apa yang ia rasakan, ternyata benar - benar menyedihkan. Sedih dan heran menyelimuti pikiranku saat mendengarkan keluh kesahnya yang selama ini ia pendam.

Ia sedih, lantaran ayahnya sedang membencinya. Ayah yang sedari kecil merawatnya, kini membencinya dan tak pernah mau menanyainya walau sejenak. Awal mulanya timbul permasalahan adalah saat ia tengah bermain di tempat tetangga, lalu ia ditanya oleh tetangganya tentang status ayahnya yang kini mengurusnya. Tanpa pikir panjang, ia menjawab yang sejujurnya. Ia menjawab jika ayahnya itu bukanlah ayah kandung, melainkan ayah tiri. Namun hal tersebut didengar oleh ayahnya tersebut, dan sedikit menyinggung perasaannya ayahnya. Namun ia tak tahu jika ayahnya tersinggung karna omongannya itu.

Keesokan harinya kala ia tengah bermain di tempat saudaranya, ada saudara yang sedikit menyinggung tentang status ayahnya lagi. Lalu ia mencoba bertanya tentang siapa sebenarnya ayahnya, dan dimana ayahnya sekarang. Lalu mereka memberikan jawaban yang sedikit mengherankan. Mereka semua menjawab bahwa mereka tak ada yang tahu siapa ayahnya. Karna ayahnya banyak. Sebuah jawaban yang penuh tanda tanya bagi anak kecil tersebut.

Lalu ia mencoba untuk mencari tahu siapa ayahnya yang sebenarnya dan dimana ia sekarang. Ia terus berusaha mencari tahu apa yang terjadi sebenarnya, dan apa yang membuatnya lahir. Lalu setelah sekian lama akhirnya ia mendapatkan jawabannya, walaupun jawabannya sangat pahit dan belum tentu benar. Ia menerima jawaban tersebut dari tentangganya. Mereka mengatakan jika ayahnya tak mungkin bisa ditemukan, karna ibunya adalah seorang,(ma'af) 'PSK'. Dan tak mungkin bisa diketahui siapa ayahnya.

Keesokan harinya ia mencba bertanya pada ayahnya secara langsung. Namun ayahnya marah. Dan setelah itu ayahnya membawanya ke sebuah tempat pemakaman umum yang tak jauh dari rumahnya. Ayahnya menunjukan satu makam di depannya dan mengatakan jika inilah makam ayah kandungnya. Ayah kandungnya telah meninggal 15 tahun silam. Tepatnya saat ia masih berumur 1 tahun karna kecelakaan.

Namun ia masih memiliki keraguan atas jawaban ayahnya. Ia masih teringat jawaban apa yang dilontarkan tetangganya tersebut. Lalu ia memiliki tekad untuk mencoba bertemu ibunya. Ia ingin mencari tahu bagaimana sebenarnya ibunya yang kini tengah bekerja di Jakarta. Sungguh tekad yang luar biasa. Untuk anak seusia dia kala itu merupakan pandangan permasalahan yang luar biasa. Ia tahu tentang ayah ibunya hanya dari omongan orang.

Anak itu memang dekat dengan saya. Ia sering bercerita tentang msalah - masalah yang ia hadapi. Dan di hari itu, kala pulang ia menjabat tanganku dan berkata "pak, doakan saya selamat ya pak, saya mau nyusul ibu ke Jakarta". Tanpa pikir panjangpun ku mencoba menajawabnya. Namun rasanya ada sedikit keraguan dalam diriku. Ia pergi kesana dengan siapa, lalu bagaimana ia pergi kesananya.

Keesokan harinya ku tengok ia ternyata tak masuk kelas tanpa keterangan. Dan hal tersebut berlangsung sudah empat hari berturut - turut. Lalu ku mencoba bertanya ke teman - temannya, mereka semua bilang, "kabur pak, jual sepeda buat nyari ibune pak". Sebuah jawaban yang membuatku tercengang dan terdiam sejenak sembari memikirkan anak itu. Sebuah tekad yang teramat hebat, dan menurutku hal itu tak mungkin dilakukan oleh anak seusia dia.

Setelah itu ku mencoba mencari data tentang alamat dia dikomputer admin. Lalu ku mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi tentang anak itu dari orang tuannya langsung. Tepat jam 9 pagi ku mencari alamat rumahnya, dan bertemu dengan ayahnya. Bukan jawaban yang membuatku menemukan titik terang atas masalahnya. Namun sebuah jawaban yang membuat ku semakin bertanya - tanya.

Saat ku tanya kemana anaknya selama ini, dan ada apa sebenarnya, apakah ia sakit ataukah ada acara apa, ayahnya menjawabnya dengan sedikit rasa seolah - olah menutupi sesuatu yang terjadi. Ia mengatakan bahwa anaknya sakit dan dirawat dirumah ibunya. Namun tetap saja ku tak percaya dengan apa yang dikatakannya. Lalu ku desak terus untuk mengatakan yang sebenarnya terjadi.

Akhirnya setelah lama ngobrol, ia mengatakan yang sebenarnya terjadi. Anaknya kabur dan pergi ke Jakarta untuk menemui ayah dan ibunya yang asli. Disinilah jawaban yang membuatku tercengang.  Lalu ku mencoba bertanya lagi siapa dan dimana ayahnya yang asli. Lalu ia ceritakan tentang siapa ayahnya yang asli. Ternyata ayah kandung dari anak tersebut tidak ada yang tahu pastinya.

Anak tersebut memiliki ayah kandung 5 orang. Sebuah jawaban yang menggilakan dan penuh tanda tanya. Jadi istrinya bekerja diluar kota. Namun istrinya tersebut jarang pulang ke kampung halaman dan jarang menghubungi keluarga di kampung. Suatu ketika saat pulang ternyata telah mengandung anak yang tak tahu dari mana anak itu berasal. Singkat cerita ku diberikan nomor telephon para ayahnya yang bisa dihubungi. Ku tak mengerti akan apa yang terjadi di pikiranku kala itu.

Sebuah masalah yang sangat besar yang ditanggung oleh seorang anak kecil yang seusia dia. Hingga sampai saat ini ku masih tak mengerti bagaimana bisa seorang anak memiliki ayah kandung 5 orang. Dan hingga sampai saat ini ku masih merahasiakan hal ini pada anak tersebut. Ku belum terlalu kuat untuk menahan sedih seperti anak itu tatkala ku menceritakannya. Ku belum terlalu kuat untuk itu. Mungkin esok atau entah kapan ku kan mencoba tuk mengatakan yang sebenarnya. Dan hingga sampai saat inipun tak ada satu orangpun yang tahu akan hal tersebut.

Sungguh malang nasib anak itu. Sungguh ku ingin mengatakan ke semua orang bahwa anak itu tak berdosa, "DIA BUKAN ANAK HARAM" . Tidak ada anak yang lahir kedunia ini membawa dosa. Yang ada hanya perbuatan orang tuanya yang membawa dosa. Kini ku punya mimpi, ku kan didik anak itu hingga kelak nanti. Ku kan didik dia hingga ia menuju gerbang bagi kesuksesaannya. Dan semoga Tuhan mengabulkannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gadis Bercadar

Matanya yang menatap dengan penuh pesona. Jilbabnya yang terjurai lebar hingga lengannya. Halus lembut bisik suaranya. Semua seakan membuat detakan dada yang mendesir. Ingin rasanya berbicara banyak dengannya, tapi malu rasanya diri ini tuk menyapanya. Namun hingga kini ku tak pernah melihat wajah utuhnya. Wajah indah yang mungkin melekat pada dirinya, ku tak pernah sekalipun menatapnya. Hingga kini ku hanya mampu melihatnya sebatas mata indahnya dan pelipisnya yang hitam merona. Semua itu karena ia adalah gadis bercadar. Bukan bercadarkan jilbabnya, namun bercadarkan balutan masker birunya.

Dari Balik Jeruji Besi

Menelusuri lorong-lorong penuh ketegangan yang menyelimuti. Penuh dengan tatapan tajam dan penuh harap. Wajah garang senantiasa mewarnai setiap sudut. Tegap, kekar, dan seolah diri ini mangsa yang siap untuk diterkam. Inilah hidup dari balik jeruji besi. Kehidupan nyata bagi  seorang narapidana. Menurut kita jeruji besi seolah adalah sebuah tempat untuk menebus setiap kesalahan yang telah diperbuatnya. Namun tatkala orang yang mendekam didalamnya adalah orang yang harus menanggung kesalahan yang telah diperbuat orang lain, apakah ini masih dapat dikatakan jeruji besi. Mungkin apa yang kita presepsikan selama ini tentang penjara tidaklah 100% benar. Melainkan sebenarnya ada sisi lain dari apa yang disebut dengan penjara. Beberapa hari saya bertugas di tempat ini, berjalan di lorong ini, sungguh terasa inilah saatnya saya banyak belajar, sekolah, atau merenungi tentang hidup dari balik tempat ini. Ketakutanku saat awal mendengar kata Lapas, seolah begitu menguji adrenal...

Sorry , Today I Win

Tidak selamanya mereka yang mengatakan pandai, mahir, dan mampu itu memang sama dengan apa yang ia katakan. Namun belum tentu yang ia katakan sesuai fakta. Pelajaran bagi semua dan khususnya untuk driku. Tak perlu sombong dan mengatasnamakan orang yang paling pandai. Namun buktikan dulu kemampuannya. Tak perlu banyak cakap yang terpenting adalah actionnya. Hari ini, ma'af, ku ingin katakan untuk yang ada disana, sorry , today I win