Antara Realita dan Logika
Seseorang terkadang berbicara tanpa membedakan antara logika dan realita. Padahal dua hal tersebut merupakan hal yang berbeda namun saling berkaitan. Hal tersebut biasanya lebih sering terjadi dikalangan masyarakat kita saat mengkritisi tentang keadaan bangsa dan pemerintahan.
Terkadang seorang presiden dicaci maki, diperbincangkan di lingkungan masyarakat kita. Mereka beranggapan bahwa presiden belum mampu memimpin negeri ini. Belum bisa mengangkat derajat kaum terbelakang. Sebenarnya hal tersebut wajar saja, namun yang aneh adalah hal tersebut biasa terjadi ditengah - tengah masyarakat yang kurang berpendidikan.
Mengapa hal tersebut aneh?
Sekilas hal tersebut memang biasa, namun sebenarnya mereka tidak mampu membedakan antara logika dan realita. Mereka mencaci maki seenaknya sendiri itulah logika mereka, namun realitanya apakah mereka mampu memimpin bangsa ini?. Seyogyanya mereka berfikir bagaimana membantu seorang presiden dalam memimpin bangsa ini. Jika tidak bisa, menurut saya cukupkanllah dengan tidak menambah masalah di negara ini.
Hal tersebut juga biasa terjadi dikalangan remaja, bahkan anak - anak. Seharusnya mereka saat ini berfikir bagaimana memimpin negara denga baik dan bijak, karena suatu saat nanti merekalah penerus bangsa ini. Jika kini mereka hanya bisa menggunjing tanpa berbuat apapun, maka seperti apakah negara ini di suatu saat nanti.
Namun permasalahan ini tidak hanya terjadi dikalangan masyarakat yang awam saja. Hal ini juga terjadi dikalangan generasi terpelajar dan masyarakat yang berpendidikan. Mereka mengolok - olok setiap kebijakan yang ada. Namun realitanya mereka tak mampu berbbuat apapun untuk merubah keburrukan di negara ini. Mereka hanya membuat riuh - ricuhnya negara ini.
Dimana - mana banyak terjadi ketimpangan. Banyaknya kenakalan yang terjadi dikalangan remaja serta generasi terpelajar. Banyaknya tiingkat penganngguran di setiap daerah. Padahal hal tersebut sebenarnya dapat terselesaikan dengan baik, jika kita semua dapat memahami arti sebuah Logika dan Realita. Jangan hanya berargumen, namun samakan dulu dengan realitanya.
Komentar
Posting Komentar
Komentar :